|
banner ramadhan di depan lapak tempat saya mencari sesuap nasi |
sebelumnya saya ingin mengucapkan alhamdulilah, karena atas kemurahan-Nya tahun ini saya masih diberi ijin untuk bertemu dengan dengan bulan yang bagian awalnya membawa keberkahan, bagian tengahnya membawa ampunan dan bagian akhirnya menjauhkan diri kita dari api neraka dalam keadaan sehat walafiat, saya berdoa semoga anda juga mengalami hal yang sama.
tak lupa saya mengucapkan selamat berpuasa, semoga selepas bulan istimewa ini - dengan ijin dan taufiq Allah - kita menjadi pribadi yang istimewa pula, amin.
bagi saya, setidaknya dalam tiga edisi terakhir, ramadhan benar-benar meninggalkan pengalaman yang sangat berharga, menempa diri saya baik secara individual maupun komunal.
dimulai di tahun 2009, di pertengahan tahun itu saya memberanikan diri untuk melamar gadis pujaan hati untuk berkolaborasi membina keluarga sakinah, mawadah dan warohmah. alhamdulilah lamaran saya diterima dan kami menikah satu minggu setelah ramadhan.
lalu ujian muncul ketika saya menyadari bahwa kemampuan ekonomi saya ternyata tidak sebesar semangat saya untuk menikah, agak telat sebenarnya, tapi apa mau dikata, sekali layar terkembang, pantang surut ke belakang. dan alhamdulilah atas ijin-Nya, setelah memeras keringat, pontang-panting mencari tambahan kesana-kemari, akhirnya uang untuk membiayai pernikahan terkumpul juga, tepat beberapa hari menjelang idul fitri.
namun ujian tidak berhenti sampai disitu. kali ini ujiannya adalah bagaimana menyelaraskan keinginan keluarga saya dan keinginan keluarga istri saya, karena saya datang dari keluarga madura dan istri saya orang jawa yang masih memegang teguh adat istiadat jawa, ada perbedaan dalam prosesi pernikahan, ya... budaya kami memang berbeda. tapi sekali lagi ramadhan memang bulan yang penuh rahmat. semua masalah bisa terselesaikan dengan baik atas rahmat-Nya. meskipun saya harus riwa-riwi jember-malang-jombang untuk menyelaraskan keinginan keluarga saya dan keluarga istri. tapi semua berakhir bahagia, lega sekali rasanya.
ada satu cerita unik pada ramadhan tahun tersebut, beberapa minggu sebelum akad nikah, istri saya memenangkan sebuah kuis paket pernikahan yang diselenggarakan sebuah majalah terkenal, dan hadiahnya berupa paket seserahan/peningset kata orang jawa. lucunya istri saya mengikuti kuis itu hanya iseng, karena sedang menunggu giliran istirahat di kantornya, dan ternyata dia menang, alhamdulilah.
paket seserahan itu lalu diserahkan kepada saya, seolah-olah itu dari saya. sampai sekarangpun hanya saya dan istri saya yang mengetahuinya, keluarga kami sama-sama tidak tahu hehehe...jadi uang jatah seserahan bisa saya hemat untuk membeli mahar.
ramadhan 1431 H/2010, satu tahun kami menikah, tapi buah hati yang dinanti tak kunjung tiba. banyak orang mengatakan kepada saya, masih satu tahun, tidak usah buru-buru santai saja. tapi saya berpikir apa bedanya satu tahun dengan sepuluh tahun. toh kami sama-sama menunggu.
selama hampir 6 bulan saya dan istri mencoba berobat, baik secara medis maupun alternatif tapi semuanya nihil. bahkan dokter menyarankan istri saya untuk operasi, karena lapisan sel telur istri saya terlalu tebal sehingga sel telur tidak dapat melepaskan diri, ketika saya menanyakan pada dokter apa ada alternatif lain, dokternya mengatakan tidak ada.
saya meminta waktu untuk berpikir pada dokter yang menangani kami, karena saya tahu mental istri saya sedang tidak bagus kala itu, selain itu tidak ada jaminan istri saya bisa hamil setelah dilakukan operasi, membuat hati saya ragu untuk melanjutkan usaha kami.
ketika ramadhan datang, saya dan istri sepakat untuk istirahat sejenak, berkonsentrasi ibadah, mencoba pasrah kepada Allah, berharap berkah ramadhan.
alhamdulilah dua bulan setelah ramadhan, istri saya hamil. betapa senangnya hati kami. saya sangat percaya kehamilan istri saya adalah berkah ramadhan.
dan ramadhan tahun ini, akan jadi ramadhan terindah dalam peran baru saya sebagai seorang kepala keluarga. insyaallah di minggu terakhir ramadhan ini, istri saya akan melahirkan putra pertama kami. lahirnyapun menurut perkiraan dokter insyaallah hanya berjarak beberapa hari dengan hari ulang tahun saya, subhanallah.
saya jadi teringat wejangan pak imam, uztad di kampung saya di pinggiran kota jember tempat saya belajar mengaji waktu jaman SD dulu, beliau sering berpesan agar kita selalu berdoa pada Allah, karena Allah itu Maha Pemurah, Dia pasti mengabulkan doa hambanya, kalau belum dikabulkan saat itu juga, bisa jadi Allah mengabulkan di lain waktu dengan yang lebih baik atau bisa juga sebagai pencegah bencana yang akan menimpa kita. wallahu a'lam bisshowab
semoga kita termasuk orang-orang yang bersabar.
ini cerita ramadhanku, kalau kamu ?