Kamis, 23 September 2010

salam kopi

secangkir kopi istimewa - solo - 23042010
Beberapa hari ini saya mendadak menjadi pengagum berat kopi. Bukan karena saya sering minum kopi apalagi karena saya pernah punya warung kopi ecek-ecek di daerah betek Malang beberapa tahun yang lalu. Saya mengaguminya karena menurut saya kopi itu lebih dari sekedar rasa dan aromanya saja.
Kenapa harus kopi?

Ceritanya berawal dari sebuah obrolan ngalor-ngidul dengan seorang kawan lama semasa duduk di bangku SMP melalui fasilitas chatting akun jejaring sosial. Tidak ada yang istimewa dari obralan tersebut, cuma di akhir obrolan saya jadi sedikit miris. Teman saya ini bercerita kalau dia mau bercerai dengan istrinya. Alasannya klasik, karena beda prinsip dalam hidup dan perbedaan itu tidak mungkin disatukan lagi sehingga dia memutuskan untuk menggugat cerai istrinya yang sudah memberinya seorang putra yang sungguh menggemaskan.

Saya jadi berpikir, apa cerai itu jawaban atas segala perbedaan yang tidak dapat disatukan dalam rumah tangga? Lantas mengapa dulu menikah kalau sudah tahu berbeda. Bukankah kita ini memang sengaja diciptakan berbeda-beda antara satu dengan lainnya untuk saling melengkapi?

Karena alasan itulah saya mengagumi kopi. Coba perhatikan, kopi bisa menjadi hidangan istimewa ketika dicampur dengan gula dan diseduh dengan air panas. Kalau mau manis beri lebih banyak gula, kalau suka pahit kurangi gulanya atau tambahkan kopinya dan kalau mau sedikit rasa gurih tambahkan sedikit krim lalu aduk rata sampai tercipta rasa dan aroma istimewa yang sesuai dengan selera.

Seperti itulah harusnya pernikahan, semoga saja pendapat saya tidak salah.


Sekelangkong